Kamis, 21 April 2011

"Masyarakat Terbuka dan Musuh-musuhnya"



Judul: Masyarakat Terbuka dan Musuh-musuhnya
Penulis: Karl R. Popper
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan: I, 2002
Tebal: xv + 943 halaman

Karl Raimund Popper dilahirkan di Wina pada 1902. Orang tuanya keturunan Yahudi, tetapi tidak lama sesudah menikah mereka berdua dibaptis dalam Gereja Protestan, seperti dibuat banyak orang Yahudi lain yang ingin berasimilasi dengan masyarakat pribumi Austria.

Ayahnya adalah sarjana hukum dan pengacara yang sangat mencintai buku. Seperti dalam banyak keluarga di Wina, dalam keluarga Popper pun musik memainkan peranan penting dan khususnya ibunya amat berbakat musik dan pandai main piano. Jadi, tidak kebetulan, kalau dalam refleksi filosofisnya, musik juga mendapat perhatiannya.

Saat berusia 17 tahun, ia menganut komunisme. Tetapi tidak lama kemudian dengan tegas ia meninggalkan aliran politik ini, karena yakin bahwa para penganutnya menerima begitu saja suatu dogmatisme yang tidak kritis. Dan ia menjadi seorang yang anti-Marxis untuk seumur hidup.

Dalam periode yang serba sulit sesudah Perang Dunia I, ia masuk Universitas Wina, tetapi sementara belajar ia juga bekerja di pelbagai bidang. Dalam otobiografinya, ia bercerita bahwa ia mengikuti aneka macam kuliah: tentang sejarah, kesusastraan, psikologi, filsafat, bahkan tentang ilmu kedokteran. Tetapi—katanya dengan penuh humor—sesudah beberapa waktu ia memutuskan tidak lagi akan mengikuti kuliah, kecuali matematika dan fisika teoretis, karena dirasa lebih berguna membaca buku-buku para dosen daripada duduk di bangku sekolah mengikuti pelajaran mereka.

Pada tahun 1928, ia meraih gelar “doktor filsafat” dengan suatu disertasi tentang Zur Methodenfrage der Denkpsychologie (Masalah metode dalam psikologi pemikiran), suatu karangan yang tidak diterbitkannya. Kedua ujian lisan (rigorosum namanya dalam tradisi universitas Jerman) yang menjadi syarat untuk mengambil gelar doktor, dibuatnya tentang sejarah musik dan tentang filsafat serta psikologi. Pada tahun berikutnya, ia memperoleh lagi diploma yang mengizinkan dia mengajar matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam sekolah menengah.

Popper tidak pernah menjadi anggota Lingkungan Wina dan tidak menghadiri pertemuan-pertemuan mereka. Tetapi ia mengenal kebanyakan anggota Lingkungan Wina yang bekerja di universitas dan dengan beberapa di antara mereka ia mempunyai kontak pribadi, khususnya Viktor Kraft dan Herbert Feigl. Popper sendiri menganggap diri salah seorang kritikus yang paling tajam terhadap gagasan-gagasan Lingkungan Wina.

Dalam suatu seri buku yang sebagian terbesar ditulis oleh anggota-anggota Lingkungan Wina, pada tahun 1934 terbit karya Popper Logik der Forschung (Logika penelitian). Sebetulnya karya ini merupakan ringkasan saja dari suatu buku dalam dua jilid, sebab penerbit tidak bersedia menerima buku setebal itu.

Karya Popper dalam konsepsi yang pertama akhirnya terbit pada tahun 1979. buku dari tahun 1934 itu baru pada tahun 1959 diterbitkan dalam bahasa Inggris sebagai The Logic of Scientific Discovery dengan beberapa tambahan (terjemahan oleh Popper sendiri). Buku tersebut disambut dengan baik, juga di luar perbatasan Austria. Segera Popper menjadi seorang filsuf ternama. Ia mendapat banyak undangan untuk memberi ceramah atau kuliah di luar negeri dan pada tahun 1935 dan 1936 ia mengajar dua kali di beberapa tempat di Inggris.

Sementara itu, Hitler sudah berkuasa di Jerman dan kemungkinan bahwa tentara Jerman akan masuk Austria pula semakin bertambah besar. Pada bulan Maret 1938 terjadi apa yang sudah lama diperkirakan Hitler mencaplok Austria (der Auschluss). Menjelang peristiwa itu, seperti begitu banyak cedekiawan Yahudi yang lain, Popper mencari tempat kerja di luar negeri. Tahun 1937, ia mulai bekerja pada universitas di Christchurch , Selandia Baru.

Sebagai hasil pekerjaannya di Selandia Baru, pada tahun 1945, Popper menerbitkan dua karangan dalam bahasa Inggris yang menyangkut filsafat sosial dan politik. Yang pertama berjudul The Poverty of Historicism, suatu buku yang agak pendek.

Yang kedua meliputi dua jilid dan berjudul The Open Society and Its Enemies (Masyarakat Terbuka dan Musuh-musuhnya). Ada hubungan erat antara dua karya ini. The Poverty of Historicism merupakan suatu percobaan untuk menerapkan gagasan-gagasannya tentang metode ilmiah pada ilmu sosial.

Dengan historisisme dimaksudkannya: “suatu pendekatan di bidang ilmu-ilmu sosial yang menganggap ramalan historis sebagai tujuan utamanya dan yang beranggapan bahwa tujuan tersebut dapat tercapai dengan menemukan “irama-irama” atau “pola-pola”, “hukum-hukum” atau “tendensi-tendensi” yang terletak di bawah perkembangan sejarah”.

Buku kedua, The Open Society and Its Enemies memberi analisis dan kritik Popper atas pemikiran tiga tokoh yang menurut dia termasuk historisisme, yaitu Plato, Hegel, dan terutama Marx. Dalam tahun-tahun berikut diterbitkan lagi beberapa edisi baru dimana Popper menambah penjelasan dan jawaban atas kritik.

Popper telah memberi banyak ceramah dan kuliah tamu di Eropa, Amerika, Jepang, dan Australia . Ia mempunyai pengetahuan mendalam tentang ilmu pengetahuan alam modern. Ia mengenal secara pribadi ahli-ahli fisika modern yang besar seperti Albert Einstein, Niels Bohr, dan Erwin Schödinger.

Sepanjang hidupnya ia bekerja keras dan merasa senang sekali dengan pekerjaannya. Patut disebut juga pengakuannya bahwa tidak pernah ia menggunakan catatan-catatan kuliah yang sama untuk kedua kali. Sudah lama ia memperoleh kewarganegaraan Inggris dan pada tahun 1946 malah diangkat dalam kaum bangsawan Inggris sehingga berhak menggunakan Sir. Selamat menyusuri salah satu karya besar Popper ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar