Kamis, 21 April 2011

"Skeptisisme dan Kebebasan"

022_Skeptisisme.jpg
    Richard A. Epstein
    Jakarta : Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta ; Freedom Institute ; Yayasan Obor Indonesia, 2006
    Penerbit buku asli: Yale University

    Dengan beranjak dari sejumlah argument dari ilmu ekonomi, tradisi liberalisme yang berakar pada hak-hak kodrati, pemikiran Friederich Hayek, dan khazanah bacaan yang ditawarkan teori “pilihan rasional”, Epstein mencoba memutakhirkan tradisi liberalisme klasik. Dia mulai melancarkan upayanya dengan menunjukkan tradisi liberalisme klasik mengakui permanennya sifat dasar dan kebutuhan manusia, yang tampak dalam pengalaman sehari-hari maupun dalam berbagai eksperimen empiris ilmu sosial. Epstein mencoba menunjukkan bahwa premis-premis liberalisme adalah lebih dari deduksia rasional dari prinsip-prinsip filsafat a priori. Dia mengingatkan bahwa kata alamiah dalam hukum kodrati atau alamiah janganlah disalah artikan sebagai liberalisme berdasarkan hukum kodrati yang mendedahkan Darwinisme sosial mentah atau sebagai suatu utilitarianisema sempit yang gagal menegakkan prinsip permanent atau kebenaran apa pun. Liberalisme yang otentik, dalam paparan Epstein, menaruh kepercayaannya kepada otonomi individu, pada hak-hak kepemilikan yang ditetapkan hukum, dan pada suatu system ganti rugi yang mengimbangi tidak idealnya isu “paksaan dan penipuan” dalam dunia nyata. Namun, seorang liberal tulen bukanlah seorang anarkis yang tidak mengganggap Negara sebagai musuhnya. Seoran liberal tulen tidak ragu mengakui bahwa pemerintahan yang terbatas membutuhkan kewenangan koersifnya sendiri. Pada akhirnya, menurut Epstein, pemerintah yang terbatas pada dasarnya adalah suatu “ suatu pekerjaan yang sangat besar dan rumit”. Yang terpenting, sekalipun pemerintahan yang terbatas (yang disebutnya sebagai legal and political institutions) telah terbangun, menurut Epstein itu belumlah cukup bagi tegaknya sebuah masyarakat liberal. Yang juga dibutuhkan adalah penyelenggara yang tercerahkan dan public-termasuk para elit bisnis, politik, intelektual, dan bisnis-yang cerdas. Namun, sebelum pemerintahan yang terbatas itu terbangun, yang dibutuhkan adalah suatu pemahaman yang benar terhadap peran Negara dalam masyarakat bebas. Buku ini menawarkan pemahaman itu.

    2 komentar: